welcome

Selamat datang di blog aku, semoga tidak bosan dan memberikan manfaat.
Jangan lupa tinggalkan pesan yach, mau pedas, asam, manis, terserah selera anda. Kritikan menghadirkan kualitas yang baik.

Rabu, 13 Maret 2013

Belajar Keihlasan dan Melupakan Masa Lalu

 Masa depan yang cerah selalu bergantung kepada masa lalu yang dilupakan,
Kita tidak dapat hidup terus dengan baik jika kita tidak melupakan kegagalan
dan sakit hati di masa lalu.

Itu adalah untaian kata yang selalu jadi pegangan untuk melupakan kepedihan dalam menjalin hubungan. Ikhlas dan menerima kenyataan akan menjadi pilihan terakhir saat seseorang yang menjadi pilihan lebih memilih memadu kasih dengan orang lain.
 
Aku jadi ingat saran mama, setelah tahu anaknya tersayang sudah mengenal cinta, 

"Jangan pernah masukkan diHati"

Awalnya gampang-gampang saja, ketikan hubungan itu terjalin karena faktor keuntungan, kekaguman, belas kasihan atau sekedar mengejar popularitas. Apalagi ketika berpikir bahwa hidup ini masih panjang untuk menjalin hubungan yang seserius itu. Kenyataannya, kadang cinta monyet yang berdasar kekaguman menimbulkan rasa sayang yang ujungnya masuk kehati.
Dan ujung-ujungnya tetap sakit hati.
 
Melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu...,
Secara logika memang sangat mudah, tetapi bertolak belakang dengan hati. Andai perasaan itu adanya di otak, tentunya akan dengan mudah untuk menghapus. Sayangnya cinta itu adanya dihati, tempatnya dilubuk hati, sangat-sangat sulit untuk melupakan begitu saja. Bahkan meskipun sangat-sangat jelas orang yang dicinta tidak sebaliknya terhadap kita. Hal terakhir yang mampu dilakukan adalah dengan cara ihlas dan mendoakan orang yang dicinta untuk mendapatkan tambatan hatinya. Dengan begitu rasa yang dimiliki mungkin akan pudar karna suatu teka-teki cinta telah berujung. Jangan pernah berharap untuk kembali atau harap-harap cemas menanti mujizat dia datang dan meminta cintamu kembali. Saya sarankan jangan pernah.
Boleh saja sih, tetapi akan memunculkan aura negatif yang akan menyita kebahagiaan dengan pengharapan palsu.

Cinta yang dimiliki adalah anugerah, meskipun berakhir dengan harus melupakan. Itu mengajarkan keihlasan.

Tidak ada Risalah yang mengajarkan untuk menjalin hubungan dekat atau istilah pacaran dalam Islam, jadi jika bersakit-sakit karena cinta, itu adalah pilihan manusia sendiri.
 

2 komentar: