welcome

Selamat datang di blog aku, semoga tidak bosan dan memberikan manfaat.
Jangan lupa tinggalkan pesan yach, mau pedas, asam, manis, terserah selera anda. Kritikan menghadirkan kualitas yang baik.

Rabu, 04 November 2009

GERNAS dalam konsep PHT

Program Gerakan Revitalisasi Kakao Nasional (GERNAS) yang dicanangkan Departmen Pertanian Republik Indonesia merupakan  suatu terobosan yang inovatif dan berpotensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani kakao, khususnya petani di Kawasan Timur Indonesia.
Berdasarkan uraian dalam   program GERNAS yang berisi Sembilan  komponen penting, menunjukkan bahwa Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sejalan dengan program dari  GERNAS . Melalui beberapa point yang ditunjukkan oleh GERNAS, salah satunya yaitu pada poin 5 :
“Sistem usahatani kakao yang berkelanjutan: GENAS perlu secara eskplisit menyebutkan pentingnya mengembangkan suatu industri kakao yang benar-benar berkelanjutan. Hal ini memerlukan definisi dan ruang lingkup ‘berkelanjutan’ yang jelas dalam konteks perkakaoan, mulai dari aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial, sampai pada kelestarian sumberdaya lahan, hutan, air, dan keanekaragaman hayati umumnya. Dalam hal ini, ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan, termasuk peran pohon pelindung, perawatan dan konservasi tanah, pengendalian kerusakan hutan, pengendalian hama terpadu, dan diversifikasi usahatani kakao.”
Menunjukkan bahwa tujuan dari program ini sejalan dengan PHT dilihat dari kepedulian GERNAS terhadap lingkungan ekologi, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat petani. Selain itu program GERNAS juga memasukkan konsep PHT dalam salah satu programnya. Dilihat dari defenisi  PHT itu sendiri dari beberapa pakar diantaranya yaitu :
  • Smith (1978) menyatakan PHT adalah pendekatan ekologi yang bersifat multidisiplin untuk pengelolaan populasi hama dengan memanfaatkan beraneka ragam teknik pengendalian secara kompatibel dalam suatu kesatuan kordinasi pengelolaan.
  •  
  • Menurut Bottell ( 1979) , PHT adalah pemilihan secara cerdik dari penggunaan tindakan pengendalian hama yang dapat menjamin hasil yang menguntungkan dilihat dari segi ekonomi, ekologi dan sosiologi.
  •  
  • Kenmore (1989) memberikan definisi singkat PHT sebagai perpaduan yang terbaik. Yang dimaksud perpaduan terbaik ialah menggunakan berbagai metode pengendalian hama secara kompatibel. Sehingga melalui penerapan PHT, diharapkan kerusakan yang ditimbulkan hama tidak merugikan secara ekonomi, sekaligus menghindari kerugian bagi manusia, binatang, tanaman dan lingkungan.
Dari uraian di atas maka dapat dilihat secara jelas bahwa PHT tidak melenceng dari GERNAS demikian pula GERNAS terhadap PHT. Dari masing-masing program dari PHT maupun GERNAS, saling mendukung karena dari aktivitas GERNAS sangat memperhatikan pengendalian hama maupun penyakit secara terpadu yaitu dengan pengendalian yang memperhatikan lingkungan sekitar baik dari ekologi maupun dari biologinya sendiri.    Secara jelasnya dapat dilihat dari Sembilan komponen penting dari  program Gerakan Revitalisasi Kakao Nasional (GERNAS) yaitu :
  1. Pendataan: Perlu sistem manajemen informasi yang efektif, interaktif, terbuka dan dinamis, dan melibatkan semua stakeholder.
  2.  
  3. Pengadaan bibit unggul berbasis klonal: Perlu perencanaan yang matang dan melibatkan berbagai stakeholder untuk menjamin pengadaan bibit unggul yang bersertifikat sebanyak minimal 6 klon. Bibit ini bisa berasal baik dari hasil pengembangan somatic embryogenesis (SE) maupun dari klon sambung pucuk yang diproduksi dengan model pembibitan usaha petani dan kelompok tani dengan memperhatikan kelebihan /kekurangan resiko pengembangannya.
  4.  
  5. Penyediaan teknologi yang tepat: Pelaksanaan program GERNAS perlu memberdayakan sumber daya lokal (universitas dan lembaga penelitian) secara terkoordinasi dan bersinergi dengan memperhatikan kondisi spesifik lokasi, termasuk kondisi tanah dan kebutuhan drainase. Informasi mengenai kelayakan lahan, termasuk hasil analisis tanah, perlu diketahui dengan baik sebelum kegiatan peremajaan dan rehabilitasi dimulai. Teknologi budidaya yang tepat harus diterapkan oleh petani di bawah bimbingan pendamping terlatih. Perlu kejelasan mengenai kegiatan riset di empat sub-stasiun. Menurut CSP, sebaiknya ini difokuskan kepada i) pengembangan dan pengujian klon unggul, dan ii) menyediakan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pendamping lapangan (sebagai resource centre).
  6.  
  7. Rekrutmen dan pelatihan pendamping lapangan: Tenaga pendamping lapangan sangat penting untuk mendukung kesuksesan dan keberlanjutan GERNAS sehingga rekrutmen dan pelatihan tenaga pendamping perlu mendapatkan prioritas. Diperkirakan, 450 orang tenaga pendamping harus dilatih khusus untuk mendukung GERNAS. Pelatihan ini seharusnya melalui suatu module pelatihan terpadu dengan memanfaatkan segenap sumberdaya yang tersedia, dan dilaksanakan di lapangan dengan menggunakan paket teknologi yang tepat dan konsisten.
  8.  
  9. Sistem usahatani kakao yang berkelanjutan: GERNAS perlu secara eskplisit menyebutkan pentingnya mengembangkan suatu industri kakao yang benar-benar berkelanjutan. Hal ini memerlukan definisi dan ruang lingkup ‘berkelanjutan’ yang jelas dalam konteks perkakaoan, mulai dari aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial, sampai pada kelestarian sumberdaya lahan, hutan, air, dan keanekaragaman hayati umumnya. Dalam hal ini, ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan, termasuk peran pohon pelindung, perawatan dan konservasi tanah, pengendalian kerusakan hutan, pengendalian hama terpadu, dan diversifikasi usahatani kakao.
  10.  
  11. Kebijakan pemerintah: Perlu dukungan kebijakan dan peraturan pemerintah yang berpihak kepada petani secara konsisten, termasuk penerapan SNI dan sistem pengawasan mutu. Dalam hal ini, pemerintah perlu memperhatikan dan memperbaiki infrastruktur pembangunan, sistem insentif bagi petani untuk meningkatkan produktivitas dan mutu kakao, dan bukannya membebani petani dengan pajak, retribusi dan pungutan lain yang memberatkan. Pembangunan infrastruktur yang penting misalnya adalah perbaikan jalan yang menghubungkan petani dengan pasar dan pembuatan drainase dimana diperlukan.
  12.  
  13.  Program kredit petani: Perlu ada reformasi sektor perbankan, lembaga pertanahan dan prosedur administrasi organisasi petani yang mampu menjamin akses petani kepada lembaga pembiayaan. Perlu dicari model  mikro-kredit inovatif yang mampu menghubungkan kelompok tani dengan bank secara berkelanjutan. Tanpa inovasi dan reformasi tersebut, petani akan tetap menghadapi kesulitan dalam hal perkreditan.
  14.  
  15. Pemantauan dan evaluasi: Perlu sistem pemantauan dan evaluasi (MONEV) yang kredibel, transparan dan teliti, dengan tanggung jawab yang jelas.
  16.  
  17. GERNAS Action Plan: Koordinasi intensif dan diskusi lebih lanjut diperlukan untuk menghasilkan sebuah Action Plan dengan perincian kegiatan yang akan dilakukan dibawah program GERNAS. Action Plan ini harus mengidentifikasikan tanggung jawab setiap stakeholder yang akan dilibatkan.


4 komentar:

  1. Asslm sobatku.salam kenal dariku yah.
    kalau ada kesempatan, berkunjung di blogku yah http://f4dLyfri3nds.blogspot.com

    BalasHapus
  2. salam kenal balik...

    aku dah berkunjung k blogMu kok,
    makasih ya..udah liat blog aku.

    BalasHapus
  3. tulisannya ndak kelihatan bu, ganti warna donk...
    please visit http/mrghele.blogspot.com

    BalasHapus
  4. b4y03.... thanks yach sarannya....udah tuh..
    jelas banget kan,
    maaf yach agaklama coz jarang buka posting lama....

    BalasHapus