welcome

Selamat datang di blog aku, semoga tidak bosan dan memberikan manfaat.
Jangan lupa tinggalkan pesan yach, mau pedas, asam, manis, terserah selera anda. Kritikan menghadirkan kualitas yang baik.

Senin, 04 Juli 2011

EFEKTIFITAS BEBERAPA ISOLAT Trichoderma asperellum ENDOFIT PADA BIBIT KAKAO (Theobroma cacao Linneaus) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (Oncobasidium theobromae)




  
Yustina Herawati, Dr. Ir Ade Rosmana, DEA  dan
Prof. Dr. Ir. Baharuddin, Dipl. Ing. Agr
Jurusan Ilmu Hama &  Penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin

ABSTRACK
Penelitian dilaksanakan di Green House dan Laboratorium Penyakit , Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Penelitian ini berlangsung mulai dari Juli  2009 sampai Desember 2010. Tujuan penelitian untuk memperoleh isolat T.asperellum endofit yang paling efektif  dalam menghambat serangan penyakit Vascular Streak Dieback  (VSD) pada biji kakao (Theobroma cacao L.)Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 9 perlakuan yakni  7 isolat T. asperellum : T4 (T. asperellum Soppeng permukaan), T5 (T. asperellum biji gudang), T6 (T. asperellum bone dalam), T8 (T. asperellum bone permukaan), T9 (T. asperrellum soppeng dalam ), TB  (T. asperellum Bone), dan TP  (T. asperellum Palopo),  yang diinokulasi pada akar bibit kakao,serta terdapat dua tanaman kontrol yang terdiri dari 1 kontol negatif (tanpa penginfeksian) dan 1 kontrol positif (diinfeksikan VSD tanpa inokulasi T. asperellum). Masing-masing perlakuan terdiri dari 3 tanaman uji dengan konsentrasi jumlah kepadatan spora seragam (106 spora/ml). Pengamatan dilakukan pada uji endofitisme T. asperellum pada jaringan akar, batang dan daun bibit kakao setelah berumur berumur 30 hari serta persen intensitas serangan VSD mulai dari munculnya gejala pertama pada bibit kakao. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program SPSS variabel 26 dan selanjutnya dilakukan uji BNT pada taraf 1%.
Berdasarkan  hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa isolat T5 (T.asperellum biji gudang) mampu hidup secara endofit pada bibit kakao (T. cacao) dan paling efektif melindungi bibit kakao dari penyakit VSD, dengan intensitas penyakit 0 % sedangkan pada kontrol (PO+)  intensitas penyakit tertinggi yaitu 20,36 % sampai minggu XI setelah inokulasi buatan O.theobromae.

Kata kunci : Theobroma cacao, Trichoderma asperellum endofit,  Vascular Streak Dieback
 
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi komoditas ekspor andalan penghasil devisa terbesar ketiga setelah kelapa sawit dan karet dengan produksi 792.761 ton dan total ekspor 655.429 ton senilai US$ 950,6 juta. Namun pengembangannya masih menghadapi hambatan dengan adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) (Ardiana, 2010).

VSD merupakan penyakit yang paling ditakuti petani kakao saat ini. Penyakit ini disebabkan oleh Oncobasidium theobromae, dan pertama kali ditemukan menyerang pohon kakao di Papua New Guinea pada tahun 1960 (Anonim, 2008).

Evaluasi luas serangan VSD selama 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa rata-rata serangan  212.132,92 ha dari 6 provinsi.  Luas serangan total sempat naik pada tahun 2008 tetapi kemudian turun kembali pada tahun 2009.  Begitu juga luas serangan berat naik pada tahun 2008 tetapi kemudian turun kembali pada tahun 2009.  Pada tahun 2009 ada 8 kabupaten yang masuk dalam kategori terserang berat, sedangkan 17 kabupaten dimasukkan dalam kategori aman, yaitu Bulukumba, Selayar, Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Gowa, Barru, Pangkep, Maros, Bombana, Poso, Touna, Banggai, Bangkep, dan Buol (Ardiana, 2010).

Tanaman kakao yang terserang VSD dapat dikenali dengan perubahan warna daun menjadi kuning, batang pohon yang terinfeksi dapat diketahui dengan gugurnya daun baru dan adanya bercak berwarna putih yang menandakan adanya basidiocarps dan spora dari cendawan. Gejala lainnya adalah jika ranting disayat ada tiga titik coklat pada jaringan kayu, ketiga titik ini cenderung mengganggu jalur penyebaran nutrisi. Pohon kakao yang terserang VSD akan mengalami penurunan produktivitas buah. Pada tahun 2006 total produksi biji kakao di Luwu Utara turun drastis menjadi 28.000 ton dan ini diduga oleh adanya investasi penyakit  VSD. Awal tahun 2007, ada 15.533 hektar pohon kakao yang terinfeksi VSD dari 55.640 total hektar kebun kakao di Luwu Utara. Selain itu, daerah lain yang menunjukkan intensitas penyakit VSD yang terus meningkat adalah Mamuju dan Polewali (Anonim, 2008).

Sebagai tindakan pencegahan dan pengendalian, AMARTA telah melakukan beberapa tindakan pencegahan dan pengendalian dengan memberikan pelatihan kepada lebih dari 12.000 petani kakao dari Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat tentang pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kakao terutama penyakit VSD. Tindakan pencegahan yang diajarkan adalah pemangkasan ranting yang terkena VSD dengan batasan sekitar 30 cm dari ranting yang terinfeksi, kemudian membakar daun, ranting, dan batang yang sakit tersebut. Selanjutnya mengurangi kelembaban sekitarnya dengan melakukan pemangkasan yang rutin dengan pisau yang bebas dari kontaminasi VSD, system drainase yang baik, pemupukan yang berimbang,  cara biologi dengan pemanfaatan agens pengendali hayati dan menanam klon kakao yang tahan terhadap VSD seperti DRC15 dan ICS13 (Anonim, 2008).

Upaya pengendalian dengan pemanfaatan agens hayati sebagai pengendalian patogen cukup populer dan memberikan harapan, baik di dalam negeri maupun manca negara. Di antara kelompok agens hayati, Trichoderma spp., dan Pseudomonas fluorescens menempati urutan teratas yang paling banyak digunakan atau diteliti (Suhardi et al., 2003). Pada umumnya jenis agens hayati yang dikembangkan adalah mikroba alami, baik yang hidup saprofit di dalam tanah, air, maupun yang hidup di dalam jaringan tanaman (endofit) yang bersifat menghambat pertumbuhan dan berkompetisi dalam ruang dan nutrisi dengan patogen sasaran, atau bersifat menginduksi ketahanan tanaman (Supriadi, 2006).

Cendawan endofit menginfeksi tumbuhan sehat pada jaringan tertentu dan mampu menghasilkan mikotoksin, enzim serta antibiotika (Carrol, 1988 ; Clay, 1988).Research on the biochemical mechanisms associated with this application has focused on the ability of these fungi to produce enzymes which lyse fungal cell walls, and antifungal antibiotics. Penelitian tentang mekanisme biokimia yang terkait dengan aplikasi ini telah difokuskan pada kemampuan cendawan ini untuk menghasilkan enzim yang melisiskan dinding sel cendawan dan antibiotik yang dapat mematikan cendawan patogen. Dari hasil penelitian An important group of the latter are the non-ribosomal peptides called peptaibols.kelompok mikrobiologi Universitas dari Nothigam menyatakan bahwa, Trichoderma asperellum  mampu menghasilkan senyawa peptida non-ribosom yang disebut  peptaibol dan  trichotoxin. This type of peptide molecule is synthesised by a peptide synthetase (PES) enzyme template encoded by a peptide synthetase (pes) gene. Jenis molekul peptida disintesis oleh gen sintesa peptidase (PES) (Chanicul dan Peberdy, 2005). Using nucleotide sequences amplified from adenylation (A-) domains as probes, to hybridise against a λ FIX®II genomic library from T. asperellum, 25 clones were recovered.

Trichoderma sp. memiliki peranan penting di dalam jaringan tanaman inang yang memperlihatkan interaksi mutualistik, yaitu interaksi positif dengan tanaman inangnya dan interaksi negatif terhadap serangga hama dan patogen penyebab penyakit tanaman. Spesies Trichoderma yang sudah diketahui bersifat endofit diantaranya yaitu T. harzianum, T. hamatum, T. asperellum, T. ovalisporum, dan T. koningiopsis (Bailey et. al., 2008, 2009).  

Untuk mengetahui lebih lanjut interaksi antara cendawan T. asperellum  dengan bibit kakao dan kemampuannya di dalam menghambat pertumbuhan VSD maka perlu dilakukan pengkajian endofitisme T. asperellum pada tanaman kakao dan kemampuannya untuk melindungi tanaman dari  serangan penyakit VSD.

 Anonim, 2008. Penyebaran Vascular Streak Dieback (VSD) pada Kakao. USAID. Jakarta. Hal.6. http://.AMARTA-March-Newsletter/indo.pdf/Adobe-reader 
 Ardiana,R.Erlan., 2010. Peta Penyebaran OPT Utama Kakao. Direktorat Perlindungan Perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta. http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/index.php?option=com_content&view=article&id=47:peta-penyebaran-opt-utama-kakao&catid=15:home
 Bailey BA, Bae H, Strem MD, Crozier J, Thomas SE, Samuels GJ, Vinyard BT, Holmes KA, 2008. Antibiosis, mycoparasitism, and colonization success for endophytic Trichoderma isolates with biological control potential in Theobroma cacao. Biological Control 46: 24–35. 
  Bailey, B.A., Strem, M.D., dan Wood, D., 2009. Trichoderma species form endophytic associations within Theobroma cacao trichomes. Mycological Research 113:1365–1376. www.elsevier.com/locate/mycres
Carrol, G.C. 1988.Fungal Endophytes in Stems and Leaves. From Latent Pathogens to Mutualistic                        Symbiont. Ecology. 69:2-9.


Chanicul, C.,  dan Peberdy, F. Yohanes. 2005. Isolat dan Karakterisasi gen sintetase peptida sebagian dari Trichoderma asperellum. Kelompok Mikrobiologi. University of Nottingham.  http://cat.inist.fr/?aModele=afficheN&cpsidt=17213621 

 Clay, K. 1988. Fungal Endophytes of Grasses : Devensive Mutualism Between Plants and Fungi. Ecology 69 (1) : 10-16. 
Suhardi, T. Suganda, A. Duriat, Y. Sulyo, A. Muharam, dan D.J. Riati. 2003. Prosiding Kongres XVII dan Seminar Ilmiah Nasional Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, 6−8 Agustus 2003 di Universitas Padjadjaran, Bandung. 434 hlm.

 Supriadi, Ibrahim, N.,  and Karyani, N., 2000. Identification and pathogenicity of isolate of bacterium caused leaf blight disease on Marantha arundinacea. Indon. J. Agric. Sci. 1(1): 10−15.




2 komentar:

  1. bagaiamana kesimpulannya mba bisa nda tricho menghambat onco

    BalasHapus
    Balasan
    1. dari penelitian yang saya lakukan memang membuktikan mampu menghambat O. theobromae tetapi untuk data yang lebih filed masih perlu penelitian kembali, karena ini penelitian baru di jurusanku.

      Hapus